Pages

Minggu, 05 Oktober 2014

Alih Fungsi Jalur Pedestrian Street



Kota tanpa jalan itulah sebutan yang tepat bagi kota-kota di Indonesia. Jika berpegian ke sebuah pusat kota pernahkah Anda melihat begitu banyak pedagang yang berjualan di tempat yang seharusnya dikhususkan untuk pejalan kaki sebut saja Pedestrian Street. Hampir separuh jalan diambil oleh para pedagang untuk berjualan di sekitaran emperan jalan pejalan kaki. Tak khayal jika sering terjadi kemacetan di sekitaran pusat pasar tradisional khusunya para PKL yang berjualan di emperan jalan.
Di Eropa, misalnya, dikenal Charter of Pederstrian Rights 1988, sebuah Piagam tentang Hak-hak Pejalan Kaki. Artikel kedua charter ini menyatakan: ‘’Pejalan kaki memiliki hak untuk hidup di pusat-pusat perkotaan ataupun pedesaan yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia, bukan untuk kebutuhan kendaraan bermotor dan memiliki fasilitas untuk berjalan atau bersepeda’’.  Keberadaan charter ini menunjukkan, pembangunan transportasi dan infrastruktur jalan harus selalu menempatkan kebutuhan pejalan kaki sebagai prioritas utama. Bukan sekedar hanya untuk para PKL yang berjualan. Di Indonesia, permasalahan pejalan kaki ditegaskan, salah satunya, dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 25 (1) yang menyatakan: “Setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi perlengkapan jalan berupa fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat”.
Sudah ada peraturan tetapi masih saja para pejalan kaki belum bisa merasakan hasil dari realisasi peraturan tersebut. Tak heran bila lingkungan jalan bagi pejalan kaki kini sangat buruk, tak dapat dinikmati dan membahayakan keselamatan. Misalnya, ketidaktersediaan trotoar memaksa pejalan kaki berjalan di badan jalan dan berkompetisi dengan kenderaan bermotor yang superior. Fasilitas penyeberangan yang sangat minim membuat pejalan kaki terpaksa menyeberang pada sembarang tempat dengan hanya mengandalkan kehati-hatian, tanpa perlindungan dan tanpa kepastian hak menyeberang.

Banyaknya para pedagang yang memanfaatkan trotoar sebagai tempat berjualan


Ø Permasalahan Pejalan Kaki

Permasalah yang ada, berkaitan dengan upaya pengembangan jalur dan aktivitas pejalan kaki ini antara lain:

1.            Problem sosial budaya. Problem ini berkaitan dengan:
Pejalan kaki selalu membutuhkan berjalan pintas dan mereka benci jalur memutar. Penyebrangan di atas tanah  jauh bagi pejalan kaki lebih baik dari pada terowongan maupun jembatan kebiasaan masyarakat kita yang malas berjalan agak jauh, sehingga sering memparkir kendaraan di depan tempat tujuan. Kondisi ini menyebabkan banyak jalur pejalan kaki yang disalah gunakan untuk parkir. Jalur terburuk dalam hal penyalah gunaan jalur pejalan kaki di kawasan studi berada di jalur gang warung, dan gang pinggir.

2.            Ruang yang disediakan bagi pejalan kaki secara umum belum mampu mewadai perjalanan yang nyaman, aktivitas sosial dan rekreasi, baik sebagai generator penggerak aktivitas kawasan dari dalam, tempat bersosialisasi, kesinambungan perpetakan, sebagai pembagi/ penyalurkan kegiatan keseluruh kawasan, serta memperkaya tema kawasan. Sebagai fungsi rekreasi dan sosial, ruang pejalan kaki sebagai ruang publik belum memiliki unsur keindahan dan keyamanan.

Ø Solusi untuk jalur pejalan kaki

Beberapa hal penting yang dilakukan pada jalur pejalan kaki adalah:
1.      Penataan bangunan sepanjang rute. Bangunan yang terawat dan bernilai arsitektur tinggi serta serasi dengan lingkungan sekitarnya akan menarik minat orang jalan kaki,
2.      Keberadaan bunga-bunga dan pepohonan yang jadi peneduh dan penyejuk serta daya tarik alami bagi pejalan kaki,
3.      Ketersediaan fasilitas penunjang bagi pejalan kaki seperti tempat duduk, shelter, halte angkutan umum, rambu (khusus pejalan kaki) dan toilet,
4.       jenis aktivfitas dan atraksi di sepanjang rute pejalan kaki, misalnya keberadaan tempat bersua, panggung dan tempat bermain anak-anak dan remaja,
5.       manajemen lalu lintas dan area lokal yang menunjang aktivitas pejalan kaki. Rute yang terbebas dari polusi udara, suara dan bau serta berkualitas keselamatan yang tinggi.

     
Trotoar membuat kenyamanan para pengguna jalan





Sumber :
AswinSiregar.2014.” Tentang Pejalan Kaki: Masihkah Ada Ruang untuk Pejalan Kaki”.http://jakarta.kompasiana.com/transportasi/2014/06/24/tentang-pejalan-kaki-masihkah-ada-ruang-untuk-pejalan-kaki-660508.html.diakses pada 5 oktober 2014

JAMILLAKAUTSARY.2014.PENGEMBANGAN JALUR PEJALAN KAKI YANG RAMAH.http://www.academia.edu/8457956/PENGEMBANGAN_JALUR_PEJALAN_KAKI_YANG_RAMAH_MANUSIAWI_STUDI_KASUS_KAWASAN_PECINAN_SEMARANG.diakses pada 5 oktober 2014

Retno Damyanthi.2008.“ alih fungsi Trotoar”http://retnodamayanthi.wordpress.com/2008/10/12/alih-fungsi-trotoar/.diakses pada 5 oktober 2014

Kreatif dan Inovatif : Taman Tematik Bandung



Taman kota memang menjadi identitas bagi sebuah kota. Di luar negeri pun taman kota malah dijadikan sebuah ajang berkreasi dengan berbagai macam tanaman. Nah Indonesia sendiri memiliki taman kota yang terpelihara salah satunya adalah taman-taman kota di Bandung. Bandung sering dijuluki dengan sebutan Kota Kembang. Kedepannya julukan ini semakin nyata, saat Bandung kembali dipenuhi dengan pepohonan dan bunga-bunga yang asri. Pertumbuhan gedung yang menjulang akan diimbangi dengan ruang terbuka hijau yang nyaman.
Di tangan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang baru menjabat ini, secepat kilat Bandung dibuat kembali asri dengan menghidupkan kembali taman-taman. Beberapa di antaranya menjadi taman tematik. Taman tersebut memiliki tema-tema yang menarik, di antaranya Taman Pustaka Bunga, Taman Jomblo, Taman Fotografi, dan Taman Vanda. Seperti apa?
Beberapa lokasi sudah dibuat taman-taman tematik yang indah, berikut ini diantaranya :

4 Taman Tematik Terbaru yang Ada di Kota Bandung

1.  Taman Vanda

Taman Vanda Bandung | Foto : ha.hn.web.id

Taman ini berada di Jalan Merdeka Bawah, terletak di antara Gedung Bank Indonesia dengan Polrestabes Bandung. Taman ini telah dilengkapi dengan air mancur. Kedepannya, taman ini akan dilengkapi dengan ornamen patung-patung. Nama Vanda sendiri diambil dari salah satu nama jenis anggrek. Taman tematik yang dulunya seakan tidak diperhatikan ini mulai dipercantikan dan dibuat semakin asri.

2. Taman Pustaka Bunga Cilaki

Taman Pustaka Bunga Bandung | Foto : m.kompasiana.com

Taman tematik ini terletak di Jalan Diponegoro, tidak jauh dari Gedung Sate, ikon terkenal dari Kota Bandung. Taman ini telah diperindah dengan tambahan ratusan bunga dari berbagai jenis. Beberapa jenis bunga yang ditanam di taman ini adalah Amaryllus, Kalanchoe, Poinsettia, Bougenville, dan Rhodonderon. Citra Bandung sebagai Kota Kembang semakin mengena setelah munculnya Taman Pustaka Bunga. Taman bunga dulunya bernama Taman Cilaki dan kurang terawat. Namun kini kita bisa menjumpai ribuan bunga dengan aneka jenis menghiasai taman ini. Taman ini memang sengaja dimaksudkan agar makna Bandung sebagai Kota Kembang kembali menggaung lagi.Taman bunga dinamakan demikian karena memang taman ini akan dijadikan semacam perpustakaan bunga. Taman ini dimaksudkan menjadi ensiklopedia bunga karena bakal berisi sekitar 100 ribu bunga di tempat ini. Tempat ini dulunya memang kurang tertata. Taman Cilaki awalnya banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon besar peninggalan zaman Belanda. Sekarang ini, taman menjadi lebih tertata rapi dengan adanya bunga dan penataan yang maksimal. Dengan kerapian taman ini diharapkan warga menjadi sering berkunjung ke taman ini.



3. Taman Jomblo

Taman Jomblo Bandung | Foto : platd.blogspot.com

Taman ini terletak di kolong jalan layang Pasupati, tepatnya di daerah Tamansari. Nama ini dicetuskan secara iseng oleh Wali Kota Ridwan Kamil. Taman ini diisi dengan berbagai tanaman, arena skate dan balok-balok bangku. Lahan yang dulunya kurang diperhatikan ini telah dibangun menjadi taman tematik yang asri dan nyaman untuk dikunjungi. Sekarang, pengunjung bisa menikmati taman ini atau berolahraga dengan menggunakan skate board.

4. Taman Fotografi

Taman Fotografi Bandung | Foto : eerhum.wordpress.com

Taman di sekitar Jalan Anggrek ini memang dimaksudkan sebagai lokasi kumpulnya komunitas foto di Bandung. Banyak fasilitas yang sengaha disediakan untuk menunjang kegiatan berfoto, seperti cermin dan spot foro. Namun tentu taman ini bisa juga dikunjungi oleh mereka yang tidak bermaksud berfoto-foto. Taman ini dilengkapi juga dengan bangku-bangku untuk duduk bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana taman yang asri. Taman ini sengaja dibuat sebagai sebuah ruang publik bagi mereka pecinta fotografi. Di taman inilah sering kali diadakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan dunia fotografi. Dibangunnya Taman Fotografi ini sendiri sangat disambut baik oleh komunitas-komunitas fotografi, baik itu komunitas kecil maupun komunitas besar.

Itulah beberapa contoh taman kota di Indonesia, banyak manfaat yang didapatkan dari adanya ruang terbuka hijau seperti taman kota. Tidak hanya perawatan yang dibutuhkan tapi tingkat kesadaran untuk menjaga agar taman kota terperawat sangatlah penting. Sebagai warga Indonesia kita harus membuat perubahan bahwa taman kota akan memberikan dampak positif bagi kita. Dimulai dari kita, kalau bukan kita siapa lagi.

Sumber:

Avitia Nurmatari.2014.4 Taman di Bandung yang Memiliki Tema Unik”. http://news.detik.com/bandung/read/2014/01/09/100323/2462440/486/4-taman-di-bandung-yang-memiliki-tema-unik?nd771104bcj .diakses pada 4 oktober 2014

Editor.2014.”Taman Tematik Terbaru yang Ada di Kota Bandung”.http://sebandung.com/2014/02/taman-tematik/.diakses pada 2 oktober 2014


Taman Kota Riwayat Mu Kini..



Zaman semakin berkembang sehubungan dengan itu kota pun semakin berkembang. Aktivitas manusia juga semakin padat. Mengatasi keadaan masyarakat kota sekarang ini yang memiliki segudang rutinitas dan tingkat kejenuhan yang semakin meningkat, maka diperlukan suatu sarana atau tempat yang dapat melepaskan rasa jenuh mereka. Tempat terbuka dapat membantu mereka untuk santai dan sejenak melupakan permasalahan. Salah satu permasalahan yang ada di perkotaan adalah polusi. tingkat polusi di perkotaan semakin meningkat, maka tak heran jika masyarakat perkotaan banyak mengalami stress dengan berbagai permasalahan yang ada di ibu kota.
Disinilah perlunya ruang terbuka hijau. Taman kota adalah solusi terbaik. Taman kota mempunyai fungsi yang banyak (multi fungsi ) baik berkaitan dengan fungsi hidroorologis, ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi. Taman kota merupakan salah satu bentuk pemanfaatan ruang sebagai bagian dari ruang terbuka kota yang direncanakan sebagai tempat-tempat pertemuan dan wadah bagi aktifitas masyarakat di udara terbuka dan sebagai bagian dari peruntukkan penggunaan lahan dalam wilayah kota yang disediakan untuk tetap merupakan ruang terbuka.


 Taman Pustaka Bandung
Foto : m.kompasiana.com



*   Fungsi Taman Kota
Keberadaan taman kota tentunya memiliki manfaat yang besar bagi lingkungannya. Beberapa fungsi taman kota yaitu :
1.   Sebagai pencegah banjir (resapan air)
Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan yang terdapat pada taman kota akan mengikat air yang jatuh sehingga menjadi cadangan air dan melepaskannya sedikit demi sedikit ke sungai atau kawasan lain di sekitarnya. Ini berarti dapat mencegah atau mengurangkan kerusakan yang dimungkinkan oleh adanya banjir.
2.   Tempat rekreasi
Taman kota tidak hanya memberi pemandangan yang indah, tetapi juga menciptakan alam yang natural. Masyarakat terutamanya yang tinggal di kota sangat suka mengunjungi kawasan-kawasan yang alami yang indah yang tidak bisa dijumpai di kota sebagai tempat rekreasi untuk menghilangkan stress semasa kerja.
3.   Sebagai pembersih udara atau sebagai “paru-paru kota”.
Pohon-pohon yang tumbuh di kawasan taman kota dapat membersihkan udara dengan menyerap gas-gas penyebab polusi seperti SO2 dan NO2. Pohon-pohon dengan kemampuan fotosintesisnya akan mengubah gas karbon dioksida (CO2) menjadi gas oksigen (O2) yang sangat diperlukan oleh manusia (Yoshida 2001). Gas oksigen yang dikeluarkan oleh pohon-pohon menyebabkan udara di sekitar kawasan taman kota menjadi nyaman
4.   Sebagai penurun suhu
Akibat dari proses evaporasi dan transpirasi dari pohon-pohon di kawasan terbuka hijau mengakibatkan suhu disekeliling kawasan taman kota akan dingin. Energi diserap selama evaporasi dan transpirasi. Kawasan yang mempunyai kecepatan evapotranspirasi berbeda akan mempunyai suhu yang berbeda. Kawasan terbuka hijau, biasanya mempunyai kecepatan evapotranspirasi yang lebih tinggi dan proses ini menyebabkan suhu udara lebih rendah dan lebih nyaman. Suhu udara di tengah kota lebih tinggi sekitar 0.5 – 1˚C pada tengah hari.
 5.   Sebagai Ruang Hidup Satwa.
Tumbuh-tumbuhan selain sebagai produsen pertama dalam ekosistem juga dapat menciptakan ruang hidup (habitat) bagi makhluk hidup lainnya, sebagai burung, kupu-kupu, serangga.

*   Pemasalahan Taman Kota
Minimnya taman kota antara lain karena masih banyaknya pihak yang memandang bahwa taman di tengah kota besar jelas tidak menguntungkan dan nyaris tidak memiliki nilai ekonomi bila dibandingkan dengan mall, pemukiman, pertokoan, dan fasilitas sosial lainnya seperti jalan raya. Padahal banyak sisi positif yang didapatkan dari taman kota.
Ø  Kurangnya pemeliharaan taman yang antara lain disebabkan oleh minimnya sarana dan prasarana.
Ø  Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan merawat taman kota
Ø  Ketatnya peraturan pemerintah dalam penggunaan taman kota sehingga masyarakat merasa kurang nyaman.

Taman Junghuhn yang Bersejarah, Hancur Tak Terawat

 

KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA

Kondisi taman Junghuhn yang berlokasi di Kampung Genteng, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, rusak tak terurus lantaran tidak jelas kepengelolaannya.

Contoh sederhana dari situs taman yang bersejarah. diawali dengan sejarah ditanamnya pohon kina pertama di Indonesia ditandai dengan sebuah tugu yang dibangun di sebuah taman yang berlokasi di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di taman Franz Wilhelm Junghuhn seorang peneliti botani kelahiran Mansfeld/Magdeburg-Prusia 26 Oktober 1809 yang akhirnya menjabat sebagai perwira kesehatan pada pemerintahan kolonial Belanda, pertama kali menanam bibit pohon kina di Indonesia yang bermanfaat untuk pengobatan penyakit malaria.
Di taman itu pula Junghuhn tutup usia pada 24 April 1864. Hal itu diperingati dengan sebuah tugu. Pada prasasati yang terletak di bawah tugu, tercatat nama Franz Wilhelm Junghuhn.
Hingga saat ini, masyarakat mengenal taman tersebut sebagai taman Junghuhn. Hingga saat ini, bukti sejarah berupa pohon-pohon kina pertama di Indonesia itu masih tertanam di atas tanah taman yang saat ini diberi nama Cagar Alam Junghuhn tidak terawat.
Namun sayang, taman yang seharusnya indah dan menjadi salah satu perpustakaan alam ini hancur tidak Meski tugu peringatan Junghuhn masih berdiri tegak, namun terlihat kusam, sampah-sampah makanan kecil dan botol minuman berserakan di sisinya. Tanaman yang berfungsi sebagai pembatas hancur diinjak-injak, kursi-kursi besi berkarat lantaran cat hijau yang melapisinya mulai terkelupas.
Bahkan, bunga-bunga pun seperti enggan berkembang. Yang lebih parah, taman sejarah ini malah dijadikan jalan pintas untuk masyarakat. Sebab, taman junghuhn memang dikelilingi oleh rumah-rumah warga. Tak ayal, tanah-tanah yang seharusnya dihiasi rumput-rumput hijau malah dipenuhi debu-debu. Selain itu, kondisi tanah pun rusak, jalur-jalur bekas terinjak pejalan kaki dan digerus roda sepeda motor semakin dalam, menambah tidak sedapnya pemandangan di taman tersebut.

Ini contoh bagaimana warga indonesia tidak memelihara taman kota yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Perlunya kerjasama antara pemeritah dengan masyarakat itu dapat menjadi arah pengembangan kota yang baik. Pemerintah memang harus berperan ganda dalam pemeliharaan taman kota dan masyarakat harus memiliki kesadaran agar tetap menjaga fungsi dari taman kota tetapi pada kenyataan taman kota sering kali terbengkalai perawatannya oleh pemerintah tak hanya karena soal anggaran pemeliharaannya. Taman kota sering kali dibuat ajang pengrusakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

sumber: 
Anditarosadewi. 2010 . “KRITERIA TAMAN KOTA”.http://blog.ub.ac.id/andita/2010/10/23/kriteria-taman-kota/. Diakses pada 2 oktober 2014 .
Dicki sipil UNTIRTA.2009.”Taman Kota”.http://dickidp.wordpress.com/2009/06/21/taman-kota/. diakses pada 1 oktober 2014  .
Yekti Trisula.2010.”Taman kota yang baik”.http://momodanmimi.blogspot.com/. diakses pada 2 oktober 2014.

kontributorBandung,PutraPrimaPerdana.2013.”taman junghuhn yang bersejarah hancur tak terawat ”. 


 

Template by BloggerCandy.com