Zaman semakin berkembang sehubungan dengan itu kota
pun semakin berkembang. Aktivitas manusia juga semakin padat. Mengatasi keadaan masyarakat
kota sekarang ini yang memiliki segudang rutinitas dan tingkat kejenuhan yang
semakin meningkat, maka diperlukan suatu sarana atau tempat yang dapat
melepaskan rasa jenuh mereka. Tempat terbuka dapat membantu mereka untuk santai
dan sejenak melupakan permasalahan. Salah satu permasalahan yang ada di perkotaan
adalah polusi. tingkat polusi di perkotaan semakin meningkat, maka tak heran
jika masyarakat perkotaan banyak mengalami stress dengan berbagai permasalahan
yang ada di ibu kota.
Disinilah perlunya ruang terbuka hijau. Taman
kota adalah solusi terbaik. Taman kota mempunyai fungsi yang banyak (multi fungsi ) baik berkaitan
dengan fungsi hidroorologis, ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi. Taman
kota merupakan salah satu bentuk pemanfaatan ruang sebagai bagian dari ruang
terbuka kota yang direncanakan sebagai tempat-tempat pertemuan dan wadah bagi
aktifitas masyarakat di udara terbuka dan sebagai bagian dari peruntukkan
penggunaan lahan dalam wilayah kota yang disediakan untuk tetap merupakan ruang
terbuka.
Taman Pustaka Bandung
Foto
: m.kompasiana.com

Keberadaan taman kota tentunya memiliki manfaat yang besar bagi
lingkungannya. Beberapa fungsi taman kota yaitu :
1. Sebagai pencegah
banjir (resapan air)
Ketika
hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan yang terdapat pada taman kota akan
mengikat air yang jatuh sehingga menjadi cadangan air dan melepaskannya sedikit
demi sedikit ke sungai atau kawasan lain di sekitarnya. Ini berarti dapat
mencegah atau mengurangkan kerusakan yang dimungkinkan oleh adanya banjir.
2. Tempat rekreasi
Taman
kota tidak hanya memberi pemandangan yang indah, tetapi juga menciptakan alam
yang natural.
Masyarakat terutamanya yang tinggal di kota sangat suka mengunjungi
kawasan-kawasan yang alami yang indah yang tidak bisa dijumpai di kota sebagai
tempat rekreasi untuk menghilangkan stress semasa kerja.
3. Sebagai pembersih
udara atau sebagai “paru-paru kota”.
Pohon-pohon
yang tumbuh di kawasan taman kota dapat membersihkan udara dengan menyerap
gas-gas penyebab polusi seperti SO2 dan NO2. Pohon-pohon dengan kemampuan
fotosintesisnya akan mengubah gas karbon dioksida (CO2) menjadi gas oksigen
(O2) yang sangat diperlukan oleh manusia (Yoshida 2001). Gas oksigen yang
dikeluarkan oleh pohon-pohon menyebabkan udara di sekitar kawasan taman kota
menjadi nyaman
4. Sebagai penurun
suhu
Akibat
dari proses evaporasi dan transpirasi dari pohon-pohon di kawasan terbuka hijau
mengakibatkan suhu disekeliling kawasan taman kota akan dingin. Energi diserap
selama evaporasi dan transpirasi. Kawasan yang mempunyai kecepatan
evapotranspirasi berbeda akan mempunyai suhu yang berbeda. Kawasan terbuka
hijau, biasanya mempunyai kecepatan evapotranspirasi yang lebih tinggi dan
proses ini menyebabkan suhu udara lebih rendah dan lebih nyaman. Suhu udara di
tengah kota lebih tinggi sekitar 0.5 – 1˚C pada tengah hari.
5. Sebagai Ruang Hidup
Satwa.
Tumbuh-tumbuhan
selain sebagai produsen pertama dalam ekosistem juga dapat menciptakan ruang
hidup (habitat) bagi makhluk hidup lainnya, sebagai burung, kupu-kupu,
serangga.

Minimnya
taman kota antara lain karena masih banyaknya pihak yang memandang bahwa taman
di tengah kota besar jelas tidak menguntungkan dan nyaris tidak memiliki nilai
ekonomi bila dibandingkan dengan mall, pemukiman, pertokoan, dan fasilitas
sosial lainnya seperti jalan raya. Padahal banyak sisi positif yang didapatkan
dari taman kota.
Ø Kurangnya
pemeliharaan taman yang antara lain disebabkan oleh minimnya sarana dan
prasarana.
Ø Kurangnya
kesadaran masyarakat dalam menjaga dan merawat taman kota
Ø Ketatnya
peraturan pemerintah dalam penggunaan taman kota sehingga masyarakat merasa
kurang nyaman.
Taman Junghuhn yang Bersejarah, Hancur Tak Terawat
KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA
Kondisi taman Junghuhn yang berlokasi di Kampung Genteng, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, rusak tak terurus lantaran tidak jelas kepengelolaannya.
Contoh sederhana dari situs taman yang bersejarah. diawali dengan sejarah
ditanamnya pohon kina pertama di Indonesia ditandai dengan sebuah tugu yang
dibangun di sebuah taman yang berlokasi di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di taman Franz Wilhelm Junghuhn seorang
peneliti botani kelahiran Mansfeld/Magdeburg-Prusia 26 Oktober 1809 yang
akhirnya menjabat sebagai perwira kesehatan pada pemerintahan kolonial Belanda,
pertama kali menanam bibit pohon kina di Indonesia yang bermanfaat untuk
pengobatan penyakit malaria.
Di taman itu pula Junghuhn tutup usia pada 24 April 1864. Hal itu diperingati
dengan sebuah tugu. Pada prasasati yang terletak di bawah tugu, tercatat nama
Franz Wilhelm Junghuhn.
Hingga saat ini, masyarakat mengenal taman tersebut sebagai taman Junghuhn.
Hingga saat ini, bukti sejarah berupa pohon-pohon kina pertama di Indonesia itu
masih tertanam di atas tanah taman yang saat ini diberi nama Cagar Alam
Junghuhn tidak terawat.
Namun sayang, taman yang seharusnya indah dan menjadi salah satu perpustakaan alam
ini hancur tidak Meski tugu peringatan Junghuhn masih berdiri tegak, namun
terlihat kusam, sampah-sampah makanan kecil dan botol minuman berserakan di
sisinya. Tanaman yang berfungsi sebagai pembatas hancur diinjak-injak,
kursi-kursi besi berkarat lantaran cat hijau yang melapisinya mulai terkelupas.
Bahkan, bunga-bunga pun seperti enggan berkembang. Yang lebih parah, taman
sejarah ini malah dijadikan jalan pintas untuk masyarakat. Sebab, taman
junghuhn memang dikelilingi oleh rumah-rumah warga. Tak ayal, tanah-tanah yang
seharusnya dihiasi rumput-rumput hijau malah dipenuhi debu-debu. Selain itu,
kondisi tanah pun rusak, jalur-jalur bekas terinjak pejalan kaki dan digerus
roda sepeda motor semakin dalam, menambah tidak sedapnya pemandangan di taman
tersebut.
Ini
contoh bagaimana warga indonesia tidak memelihara taman kota yang memiliki
nilai sejarah yang tinggi. Perlunya kerjasama antara pemeritah dengan
masyarakat itu dapat menjadi arah pengembangan kota yang baik. Pemerintah
memang harus berperan ganda dalam pemeliharaan taman kota dan masyarakat harus
memiliki kesadaran agar tetap menjaga fungsi dari taman kota tetapi pada
kenyataan taman kota sering kali terbengkalai perawatannya oleh pemerintah tak
hanya karena soal anggaran pemeliharaannya. Taman kota sering kali dibuat ajang
pengrusakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Anditarosadewi. 2010 . “KRITERIA TAMAN KOTA”.http://blog.ub.ac.id/andita/2010/10/23/kriteria-taman-kota/. Diakses pada 2 oktober 2014 .
Dicki sipil UNTIRTA.2009.”Taman Kota”.http://dickidp.wordpress.com/2009/06/21/taman-kota/. diakses pada 1 oktober 2014 .
Yekti Trisula.2010.”Taman kota yang baik”.http://momodanmimi.blogspot.com/. diakses pada 2 oktober 2014.
kontributorBandung,PutraPrimaPerdana.2013.”taman junghuhn yang bersejarah hancur tak terawat ”.
http://regional.kompas.com/read/2013/10/06/1909177/Taman.Junghuhn.yang.Bersejarah.Hancur.Tak.Terawat.
diakses pada 4 oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar